Subscribe Us

header ads

Hot Widget

random/hot-posts
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Al – Qur’an merupakan pedoman ummat islam dalam mengarungi samudra didunia ini, didalam nya memuat firman – firman Allah swt serta merupakan petunjuk bagi hamba – hambanya. 
Al – Qur’an juga dikenal dengan kalamullah, atau perkataan Allah, yang didalamnya tercantum banyak pelajaran – pelajaran bagi hambanya, seperti sejarah, hukum dan permisalan. Dengan adanya permisalan didalam al – Qur’an maka dibentuklah suatu ilmu yang dikenal dengan ilmu Amtsal Qur’an atau ilmu permisalan.
Sebuah kata yang indah akan menjadi indah jika penggunaan kata tersebut menggunakan permisalan, karena dengan permisalan seorang akan mudah untuk mengerti dan memahami akan suatu makna dari permitsalan tersebut.
Tamsil juga merupakan kerangka yang didalamnya dapat menampilkan makna – makna dalam bentuk yang indah dan tersusun dengan rapi sehingga pesan atau inti dari tamsil tersebut dapat dengan mudah disampaikan kepada pendengar.
B.      Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Amtsal  ?
2.      Apa saja rukun Amtsal ?
3.      Apa saja macam – macam Amtsal ?
4.      Apa manfaat Amtsal ?

C.     Tujuan pembuatan Makalah
1.      Mengetahui pengertian ilmu Amtsal.
2.      Mengetahui rukun – rukun Amtsal.
3.      Mengetahui macam – macam jenis Amtsal.
4.      Mengetahui manfaat ilmu Amtsal.




 BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Ilmu Amtsal.
Secara bahasa amtsal adalah bentuk jamak dari matsal, mitsl dan matsil yang berarti sama dengan syabah, syibh, dan syabih,( semakna ).[1]
Matsal dimaknakan dengan keadaan, kisah dan sifat yang menarik perhatian,,menakjubkan , seperti firman Allah Swt :
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُون
“ yakni kisah surga dan sifatnya yang menakjubkan yang dijanjikan kepada orang – orang yang bertakqwa…” ( Q.s Ar- Ra’d : 35 ).
Sedangkan menurut istilah Ilmu Amtsal Qur’an Adalah :
1.      Menurut ulama ahli 'Adab, amtsal adalah upacara yang banyak menyamakan keadaan sesuatu yang diceritakan dengan sesuatu yang dituju.
2.      Menurut ulama ahli Bayan, amtsal adalah ungkapan majaz yang disamakan dengan asalnya karena adanya persamaan yang dalam ilmu-ilmu balaghoh disebut tasyabih.
3.      Menurut ulama ahli tafsir adalah menampakkan pengertian yang abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat dan menarik yang mengena dalam jiwa, baik dengan bentuk tasybih maupun majaz mursal.
B.   Rukun Amtsal Qur’an
a.       Harus ada yang di serupakan (al-musyabbah), yaitu sesuatu yang akan di ceritakan.
b.      Harus ada asal cerita (al-musyabbah bih), yaitu sesuatu yang dijadikan tempat menyamakan.[2]
Sebagai contoh, firman Allah Swt (QS. Al – Baqaroh : 261)

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ في كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةَ حَبَّةٍ وَاللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَآءُ وَ اللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah milipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi MahaMengetahui.
Wajhu Syabah yang terdapat pada ayat ini adalah pertumbuhan yang berlipat-lipat. Tasybihnya adalah kata matsal. Musyabahnya adalah infaq atau shodaqoh dijalan Allah, sedangkan musyabbah bihnya adalah benih.
c.       Harus ada segi persamaannya (wajhul musyabbah), yaitu arah persamaan antara kedua hal yang disamakan tersebut. [3]

C.     Faedah – faedah Ilmu Amtsal.
Diantara – diantara faedah ilmu Amtsal, ialah:
a.       Melahirkan suatu yang dapat difahami dengan akal dalam bentuk rupa yang dapat dirasakan oleh panca indera, lalu mudah diterima oleh akal, lantaran makna- makna yang dapat difahmkan dengan akal, tidakkah tetap dalam ingatan, terkecuai apabila dituang dalam bentuk yang dapat dirasakan yang dekat kepada faham.
b.      Mengungkap hakikat – hakikat dan mengemukakan suatu yang jauh dari pikiran seperti mengemukakan suatu yang dekat dengan pikiran.
c.       Mengumpulkan suatu makna yang indah dalam suatu ibarat yang pendek.[4]
Allah banyak menyebut amtsal dalam al – Qur’an untuk pengajaran dan peringatan.
Sebagaimana firmannya :
وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِي هَذَا الْقُرْآنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
“ Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Qur'an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran”. ( Q.s Az –Zumar : 27 ).

وَتِلْكَ الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلا الْعَالِمُون
“ Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” ( Q.s Al – Ankabut : 43 )

D.    Macam – Macam Amtsal dalam Al – Qur’an.

Amtsal dalam Al – Qur’an ada 3 macam :
a.       Amtsal yang tegas ( Musharrahah )
b.      Amtsal yang tersembunyi ( kaminah )
c.       Amtsal yang terlepas ( mursalah ).

a.       Amtsal Musharrahah , ialah yang ditegaskan didalam lafat matsal atau yang menunjuk kepada yang tasybih.
Sebagai contoh firman Allah swt dalam Al – Qur’an surah Al – baqarah : 17
öNßgè=sVtB È@sVyJx. Ï%©!$# ys%öqtGó$# #Y$tR !$£Jn=sù ôNuä!$|Êr& $tB ¼ã&s!öqym |=ydsŒ ª!$# öNÏdÍqãZÎ/ öNßgx.ts?ur Îû ;M»yJè=àß žw tbrçŽÅÇö6ムÇÊÐÈ  
17. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api], Maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ
15. (Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?
b.      Amtsal Kaminah, ialah yang tidak ditegaskan lafal Tamsil. Tetapi dia menunjuk kebeberapa makna.Amtsal kaminah  tidak menyebutkan dengan jelas kata-kata yang menunjukkan perumpamaan tetapi kalimat itu mengandung pengertian mempesona, sebagaimana yang terkandung di dalam ungkapan-ungkapan singkat (ijaz).  
      Mengenai Amtsal kaminah, terdapat dalam Alqur’anul karim, Firman Allah swt :
(#qä9$s% äí÷Š$# $uZs9 y7­/u ûÎiüt7ム$uZ©9 $tB }Ïd 4 tA$s% ¼çm¯RÎ) ãAqà)tƒ $pk¨XÎ) ×ots)t/ žw ÖÚÍ$sù Ÿwur íõ3Î/ 8b#uqtã šú÷üt/ y7Ï9ºsŒ ( (#qè=yèøù$$sù $tB šcrãtB÷sè? ÇÏÑÈ  
”Mereka menjawab: " mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk Kami, agar Dia menerangkan kepada kami; sapi betina Apakah itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu ".

c.       Amtsal Mursalah, yaitu kalimat-kalimat al-Qur'an yang disebut secara lepas tanpa ditegaskan redaksi penyerupaan, tetapi dapat digunakan untuk penyerupaan. Tetapi khusus mengenai amtsal mursalah, para ulama berbeda pendapat dalam menganggapinya.
Berikut menurut beberapa ulama terkait Amtsal Mursalah, yakni sebagai berikut :

a)       Sebagian ulama menganggap amtsal mursalah telah keluar dari etika al-Qur'an. Menurut Ar-Razi ada sebagaian orang-orang menjadikan bunyi ayat “ lakum dinukum wa liyadin “ sebagai perumpamaan ketika mereka lalai dan tak mau menaati perintah Allah. Ar-Razi lebih lanjut mengatakan bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan sebab Allah tidak menurunkan ayat ini untuk dijadikan perumpamaan, tetapi untuk diteliti, direnungkan dan kemudian diamalkan.
b)       Sebagian ulama lain beranggapan bahwa mempergunakan amtsal mursalah itu boleh saja karena amtsal, termasuk amtsal mursalah lebih berkesan dan dapat mempengaruhi jiwa manusia.
Seseorang boleh saja menggunakan amtsal dalam suasanatertentu.
E.     Manfaat Amtsal Qur’an

1.      Menampilkan suatu yang abstarak ( yang hanya bisa digambarkan oleh pikiran ) kedalam bentuk suatu yang konkret ( material ) yang dapat ditangkap indera agar akal dapat menerima pesan yang disampaikan oleh perumpamaan itu.
2.      Menyingkap makna yang sebenarnya dan menapikan hal yang ghaib dalam suatu yang tampak.
3.      Menghimpun arti – arti yang indah dalam ugkapan yang singkat, sebagaimana yang terdapat dalam amtsal kaminah dan mursalah.
4.      Mendorong orang untuk beramal  dan menimbulkan minat dalam ibadah dengan melaksanakan hal – hal yang dijadikan perumpamaan yang menarik dalam al – Qur’an.
5.      Dapat menjauhkan diri seseorang dari sesuatu yang tidak disenangi jiwa.
  
   
  

BAB III
PENUTUP


Kesimpuan
Secara bahasa amtsal adalah bentuk jamak dari matsal, mitsl dan matsil yang berarti sama dengan syabah, syibh, dan syabih,( semakna ).
Amtsal dalam Al – Qur’an ada 3 macam :Amtsal yang tegas ( Musharrahah ), Amtsal yang tersembunyi ( kaminah ), Amtsal yang terlepas ( mursalah ).Manfaatnya adalah Mendorong orang untuk beramal  dan menimbulkan minat dalam ibadah dengan melaksanakan hal – hal yang dijadikan perumpamaan yang menarik dalam al – Qur’an.


DAFTAR PUSTAKA
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy,ilmu – ilmu al – Qur’an,,( Semarang:PT.pustaka Rizki putra),
http://buanyakilmu.blogspot.com/2009/05/amtsalul-quran.html, diakses pada hari senin, 28 maret 2016, pukul 08:00 Wib.







[1] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy,ilmu – ilmu al – Qur’an,,( Semarang:PT.pustaka Rizki putra),hlm.177
[3] http://buanyakilmu.blogspot.com/2009/05/amtsalul-quran.html, diakses pada hari senin, 28 maret 2016, pukul 08:00 Wib.

[4] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy,Op.cit,hlm 178

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " "

Post a Comment