Subscribe Us

header ads

Hot Widget

random/hot-posts

pemikiran kalam, Muhammad Abduh.

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Dalam Islamik Studies atau dirasat Islamiah,ilmu kalam termasuk kajian yang pokok dan sentral.
Ilmu ini termasuk rumpun ilmu Ushuluddin (dasar-dasar atau sumber-sumber pokok agama), begitu  sentralnya kedudukan ilmu Kalam dalam dirasat Islamiah sehingga ia menawari ,mangarahkan sampai batas-batas tertentu ‘’mendominasi’’ arah,corak, muataan materi dan metodologi kajian - kajian ke Islaman yang lain , seperti fikih,(al-ahwal al-syakhsyiyah / hukum keluarga , perbandingan mazhab, jinayah - syiyasah ), ushu fiqh, filsaffah (Islam), ulum al-tafsir ,ulum al-hadist,teori dan praktik dakwah dan pendidikan - pendidikan Islam bahkan sudah sampai merembat pada persoalan - persoalan yang terkait dengan pemikiran ekonomi dan politik Islam.
Sering kali di jumpai bahwa umat Islam , baik sebagai individu dan lebih - lebih sebagai kelompok, mengalami kesulitan keagamaan untuk tidak mengatakan tidak siap ketika harus berhadapan dengan arus dan gelombang budaya baru ini .Bangunan keilmuan kalam klasik rupa nya tidak cukup kokoh menyediakan seperangkat teori dan metodologi yang banyak menjelaskan bagaimana serang agamawan yang baik harus berhadapan,bergaul,bersentuhan,  berhubungan dengan agama-agama lain dalam alam praktisis sosial, budaya,ekonomi,,dan politik.
B.     Rumusan Masalah
1.Siapa saja tokoh pemikir imu kalam modern?
2.Bagaimanakah pemikiran-pemikiran para tokoh ilmu kalam modern?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui para tokoh pemikir Ilmu Kalam modern.
2.      Mengetahui bagaimana pemikiran para tokoh Ilmu Kalam modern.  

     
                                             BAB II
                                    PEMBAHASAN


A.Syekh Muhammad Abduh
      1.Riwayat singkat Muhammad Abduh
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abduh bin Hasan Khairullah dilahirkan di desa Mahallat Nashr di kabupaten Al-Buhairah, Mesir, pada tahun 1849 M. Ia berasal dari keturunan yang tidak tergolong kaya,bukan pula keturun bangsawan.
Walaupun demikian , ayah nya dikenal sebagai orang terhormat yang suka memberi pertolongan.[1] Kekerasan yang di terapkan penguasa - penguasa Muhammad’Ali dalam memungut pajak menyebabkan penduduk pindah-pindah tempat untuk menghindarinya .Abduh dilahirkan dalam keadaan yang penuh kecemasan ini.[2]
Mula-mula Abduh di kirim ayahnya ke masjid Al-Ahmadi Tanta, tempat ini menjadi pusat kebudayaan selain Al - Azhar. Akan tetepi, sistem pengajaran disana sangat mengjengkelkannya sehingga setelah dua tahun di sana,ia memutuskan untuk kembali ke desanya dan berani, seperti saudara-saudara serta kerabatnya. Waktu kembali ke desa, ia dinikahkan.  Saat itu,  ia berumur 16 tahun. semula ia bersikeras untuk tidak melanjutkan studinya, tetapi akhinya kembali belajar atas dorongan pamannya, Syekh Darwish, yang banyak memengaruhi kehidupan abduh sebelum ketemu dengan Jamaludin Al-Afghani. Atas jasanya, Abduh berkata ,’’…ia telah membebaskanku dari penjara kebodohan (the prison of ignorance)  dan membimbingku menuju ilmu pengetahuan ……’’[3]
Setelah merampungkan studinya dibawah bimbingan pamannya, Abduh melanjutkan studinya di Al - Azhar pada bulan Februari 1866.  Pada tahun 1871, Jamaluddin Al-Afghani (1839-1897) tiba di Mesir.  saat itu, Abduh masih menjadi mahasiswa Al-Azhar. kehadirannya disambut Abduh dengan menghadiri pertemuan-pertemuan ilmiahnya. untuk selanjutnya,I a menjadi murid kesayangan Al-Afghhani. lalu,Al-Afghani yang mendorong Abduh aktif menulis dalaam bidang sosial dan politik. Artikel-artikel pembaharuannya banyak dimuat di surat kabar Al-ahrumdi kairo.
2.Pemikiran-pemikiran kalam Muhammad Abduh
a.             Kedudukan akal dan fungsi wahyu
Ada dua persoalan pokok yang menjadi fokus pemikiran Abduh , sebagaimana di akuinya , yaitu ;[4]
1. Membebaskan akal pikiran dari belenggu-belenggu taqlid yang menghambat perkembangan pengetahuan agama sebagaimana salaf al -ummah (ulama sebelum abab ke-3 Hijriyah), sebelum timbulnya perpecahan, yaitu memahami langung dari sumber   pokoknya al-qur’an
2. Memperbaiki gaya bahasa Arab, baik yang digunakan dalam percakapan resmi di kantor - kantor pemerintah ataupun dalam tulisan-tulisan di media massa. dua persoalan pokok yang menjadi fokus pemikiran Abduh tampaknya muncul ketika ia meratapi  perkembangan umat Islam pada masanya.
Atas dasar kedua fokus pikirran nya itu,Muhammad Abduh memberikan peran yang sangat besar kepada akal. begitu besar peran yang diberikan olehnya, sehingga Harun Nasition menyimpulkan bahwa Muhammad Abduh memberikan kekuatan yang lebih tinngi pad akal dari pada Mu’tazilah .[5] Menurut Abduh,akal dapat mengetahui hal-hal berikut ini.
1)      Tuhan dan sifat-sifat nya.
2)      Keberadaan hidup di akhirat.
3)      Kebahagian jiwa di akhirat bergantung pada mengenal tuhan dan berbuat baik , sedang kan kesengsaraannya bergantung pada tidak mengenal tuhan dan perbuatan jahat ;
          4) Kewajiban manusia mengenal Tuhan ;
          5)  Kewajiban manusia untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan  
               jahat untuk kebahagian nya di akhirat.                                              
          6)  hukum – hukum mengenai kewajiban –kewajiban itu.[6]
          Dengan memperhatikan pandangan Muhammad Abduh tentang peranan akal , dapat diketahui pula bagaimana fungsi wahyu baginya. Baginya , wahyu adalah penolong ( al-mu’in ). kata ini ia pergunakan untuk menjelaskan fungsi wahyu bagi akal manusia .
Abduh memandang bahwa menggunakan akal merupakan salah satu  dasar islam . Iman seseorang tidak sempurna apa bila  tidak didasarkan pada akal.
 b. kebebasan manusia dan fatalisme
Bagi Abduh , di samping mempunyai daya pikir , manusia juga mempunyai kebebasan memilih yang merupakan sifat dasar alami yang harus ada dalam diri manusia. jika sifat dasar ini dihilangkan dari dirinyaa , ia bukan manusia lagi , melainkan mahkluk lain. karena manusia menurut hukum alam dan sunnatullah mempunyai kebebasan dalam kemauman dan daya untuk mewujudkan kemauan , paham perbuatan yang di paksakan atau manusia atau Jabariah tidak sejalan dengan pandangan hidup Muhammad Abduh.

c .Sifat sifat Tuhan
Dalam risalah, ia menyebutkan sifat – sifat Tuhan Mengenai masalah apakah sifat itu termasuk esensi tuhan atau yang lain, ia menjela kan bahwa hal itu terletak di luar kemampuan manusia untuk mengetahui nya. walaupun demikian, Harun Nasution melihat Abduh cenderung pada pendapat bahwa sifat termasuk esensi tuhan walaupun tidak tegas mengatakannya.[7]

d. Kehendak Mutlak  Tuhan
Karena yakin akan kebebasan dan kemampuan manusia, Abduh melihat bahwa Tuhan tidak bersifat mutlak . Tuhan telah membatasi kehendak mutlak-nya dengan memberi kebebasan dan kesanggupan kepada manusia  yang secara bebas dapat dipergunakan nya dalam mewujudkan perbuatan –perbuatannya. kehendak mutlak Tuhan pun di batasi oleh sunnatullah secara umum.
e. Keadilan Tuhan
Karena memberikan daya besar padahal akal dan kebebasan manusia , Abduh mempunyai kecendrungan untuk memahami dan meninjau alam bukan hanya dari segi kehendak mutlak Tuhan, melainkan juga dari segi pandangan dan kepentingan  manusia. Ia berpendapat bahwa alam ini diciptakan untuk kepentingan manusia dan tidak satu pun ciptaan tuhan yang tidak membawa manfaat bagi manusia. Mengenai keadilan tuhan ,ia memandang tidak hanya dari segi kemahasempurnaannya, tetapi juga dari pemikiran rasional manusia.
f. Antropomorfisme
Kerena Tuhan termasuk dalam alam rohani, rasio, tidak dapat menerima paham bahwa tuhan mempunyai sifat – sifat jasmani. Abduh, yang memberi kekuatan besar pada akal, berpendapat bahwa  tidak mungkin esensi dan sifat – sifat Tuhan mengambil bentuk tubuh atau roh makhluk di alam ini . kata – kata wajah, tangan, duduk, dan sebagainya harus di pahami sesuai dengan pengertian yang di berikan orang arab kepadanya.
g. Melihat Tuhan
Muhammad Abdulh tidak menjelaskan pendapatnya, apakah tuhan yang bersifat rohani itu dapat dilihat  oleh manusia dengan mata kepalanya pada hari perhitungan kelak  ia hanya menyebut kan bahwa orang yang percaya  pada tanzih ( keyakinan bahwa tidak ada satu pun dari makhluk  yang menyerupai tuhan ) sepakat mengatakan bahwa tuhan tidak dapat digambarkan ataupun dijelaskan dengan kata – kata. kesanggupan melihat Tuhan dianugrahkan hanya kepada orang – orang tertentu di akhirat.[8]
h. Perbuatan tuhan
Karena berpendapat bahwa ada perbuuatan tuhan yang wajib, Abduh sepaham dengan Mu’tazilah dalam mengatakan bahwa wajib bagi tuhan untuk brrbuat yang terbaik bagi manusia.[9]

B . Sayyid Ahmad  Khan ( 1817 – 1898 )
1.      Riwayat Hidup Singkat Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad Khan lahir di Dhilhi pada tahun 1817 dan menurut keterangan berasal dari keturunan Husein, cucu nabi Muhammad SAW. Melalui Fatimah dan Ali. Neneknya Sayyid Hadi adalah pembesar istana pada zaman Alamghir II (1754-1759). Ia mendapat didikan tradisional dalam pengatahuan agama. Disamping belajar bahasa Arab, ia juga belajar bahasa Persia. Ia orang yang rajin membaca buku dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.[10] Pada waktu berusia delapan belas tahun, ia bekerja di Serikat India Timur. Kemudian, ia bekerja pula sebagai hakim . Pada tahun 1846, ia pulang kembali ke Delhi dan mempergunakan kesempatan itu untuk belajar.[11]
      Di delhi ia dapat meliahat langsung peninggalan – peninggalan kejayaan islam dalam bergaul dengan tokoh-tokoh dan pemuda muslim, Nawab Ahmad Baksh , Nawab Mustofa Khan , Hakim Mahmud Khan dan Nawab Aminuddin. Semasa di delhi  , ia mulai mengarang , karangan yang pertama adalah Asar As – Sanadid . pada tahun 1855 , ia pindah ke Bijnore . di tempat ini jugaa tetep mengarang buku – buku penting Islam di India . pada tahun 1878 , ia juga mendirikan sekolah mohammedan anglo Oriental College  ( MAOC ) di Aligarh yang merupakan karya nya yang paling bersejarah dan berpengaruh untuk memajukan  umat islam india.[12]
2 . pemikiran Kalam Sayyid Ahmad Khan 
          Sayyid Ahmad Khan mempunyai kesaamaan pemikirran dengan Muhammad Abduh di mesir setelah perpisahan dengan Jamaluddin Al – Afghani dan sekembalinya dari pengasingan . meskipun  demikian  , sebagai penganut ajaran islam yang taat dan percaya akan kebenaran wahyu, ia berpendapat bahwa akal bukan segala nya dan kekuatan akal terbatas.[13] Karena kepercayaannya kuat terhadap hukum alam dan kerasnya mempertahankan konsep hukum alam, ia di anggap kafir oleh sebagian umat islam. sebagai tanggapan atas tuduhan tersebut Jamaluddin mengarang sebuah buku yang berjudul Ar – Radd’ala Ad – Dahriyyin (Bantahan terhadap Materialis ).
Sejalan dengan paham Qadariah yang dianut nya, ia menentang keras paham taqlid selanjutnya, Khan mengemukakan bahwa Tuhan telah menentukan tabiat atau nature ( sunnatullah )  bagi setiap makhluk –nya yang tetep dan tidak pernah berubah.
Sejalan dengan keyakinan tentang kekuatan akal dan hukum alam, Khan tidak ingin pemikirannya terganggu otoritas hadis dan fiqh. iya hanya ingin mengambil  AL – qur’an sebagai pedoman bagi islam, sedangkan  yang  lain bersifat membantu dan kurang begitu penting.[14] menurutnya, hukum fiqh berisi moralitas masyarakat sampai saat timbulnya mazhab -  mazhab. ia menolak taklid dan membawa AL – Quran untuk  menguraikan relevansinya dengan masyarakat baru pada zaman itu.[15]
.                                                                                                                                                             
C . Muhammad Iqbal ( 1876 – 1938 )
1 . Riwat Hidup Singkat Muhammad Iqbal
Muhammad iqbal lahir di Sialkot pada tahun  1876 . a berasal dari keluarga kasta Brahmana Khasmir .Ayahnya bernama Nur Muhammad yang terkenal saleh dalam Beragama.[16] Guru pertama Iqbal adalah ayah nya kemudian ia dimasukkan kesebuah maktab untuk mempelajari AL-Qur’an . Setelah itu dia dimasukkan ke Scottish Mission Sshool. di bawah bimbingan Mir Hasan , ia diberi pelajaran agama , bahasa Arab , dan bahasa Persia.
pada tahun  1905 setelah mendapat gelar M.A. di  Government Collage Iqbal pergi ke inggris untuk belajar filsafat di Universitas Cambridge.                                                                                                                                               pada tahun 1905 setelah mendapat gelar M.A di Government Collage, iqbal pergi ke inggris untuk belajar filsafat di Universitas  Cambridge . Iqbal tinggal di Eropa kurang lebih selama tiga tahun. Sekembalinya dari  Munich , ia menjadi advokat di samping sebagai dosen. pada tahun 1930, Iqbal memasuki bidang politik dan menjadi ketua konferensi tahunan Liga semuslim di Allahabbad , kemudian pada tahun  1931 dan tahun 1932 , ia ikut dalam konferensi Meja Bundar di London yang membahas konstitusi baru bagi India.

2 . Pemikiran Kalam Muhammad Iqbal
 Dibandingkan segala teolog , Muhammad Iqbal sesungguhnya lebih terkenal sebagai seorang filsuf eksistensialis .oleh karena itu , kesulitan untuk menemukan pandangan – pandangannya mengenai wacana-wacana kalam klasik  ,  seperti fungsi akal dan  wahyu , perbuatan Tuhan perbuatan manusia , dan  kewajiban – kewajiban Tuhan  .
Sebagai seorang pembaharuan , iqbal menyadari perlunya umat islam untuk melakukan pembbaharuan dalam islam agar dapat keluar dari kemundurannya. Islam dalam pandangan Iqbal menolak konsep lama  yang mengatakan bahwa alam bersifat statis . Islam menurutnya mempertahan kan konsep dinamis dan  mengakui  ada nya gerak  perubahan dalam kehidupan sosial manusia . [17]
Besarnya penghargaan Iqbal terhadap gerak dan perubahan ini, membawa pemahaman yang dinamis tentang al – Qur’an dan hukum Islam. Tujuan diturunkannya al – Qur’an, menurutnya untuk membangkitkan kesadaran manusia sehingga mampu menerjemahkan dan menjabarkan nash – nash al – Qur’an yang masih global dalam realitas kehidupan dengan kemampuan nalar manusia dan dinamika masyarakat yang selalu berubah. Inilah yang dalam rumusuan fiqh disebut ijtihad  yang oleh Iqbal disebut sebagai perinsip gerak dalam struktur Islam.[18]
a . Hakikat teologi
Secaara umum , ia melihat teologi sebbagai ilmu yang berdimensi keimanan, mendasarkan pada esensi tauhid ( universal dan inklusivistik )  .Didalamnya memuat jiwa yang bergerak berupa’’persamaan ,  kesetiakawanann’’  dan  ‘’kebebasmerdekaan  .’’[19]

b .Pembuktiyan Tuhan 
Dalam membuktikan eksistensi Tuhan ,Iqbal menolak argument kosmologis[20] ataupun antologis.[21]Untuk menompang hal ini  , Iqba menolak pandangan yang ststis matter serta menerima pandangaan whitehead sebagai ‘’struktur kejadian ‘’dalam aliran dinamis yang tidak berhenti. Dari individu ,’’Jangka waktu murni ‘’ini kemudian di transfer ke alam semesta dan membenarkan ego mutlak Gagasan  ini lah yang ‘’di bicarakan ‘Iqbal ke ddalam AL – Qur’an  . jadi , Iqbal telah menafsirkan Tuhan yang imanen bagi alam  .[22]
      c . Jati Diri Manusia
Paham  dinamisme Iqbal berpenggaruh benar terhadap jati diri manusia . penelusuran terhadap pendapatnya tentang persoalan ini dapat dilihat dari konsepnya tentang ego , ide sentral dalam  pemikiran  filosofisnya .[23] Filsafat khudi- nya tampak merupakan reeaksi terhadap kondisi umat Islam ketika itu telah membawa mereka jauh dari tujuan  dan maksud Islam  yang sebenar nya . Dengan ajaran khudi- nya , ia mengeukakan pandangannya yang dinamis tentang  kehidupan dunia .

d . Dosa
 Iqbal secara tegas menyatakan dalam seluruh kuliahnya bahwa AL – Qur’an  menampil kan  ajaran tentang kebebasan ego manusia yang bersifat kreatif . Dalam  hubungan ini , ia mengembangkan cerita tentang kejatuhan  Adam ( karena memakan  buah terlarang  ) sebagai kisah  yang penuh berisi pelajaran tentang  ‘’kebangkitan manusia daari kondisi primitif yang  di kuasai hawa nafsu naluriah pada pemilikan kepribadian bebas yang di perolehnya secara sadaar , sehingga mampu mengatasi kebimbanggan dan kecendrungan untuk mengembangkan  ‘’dan  ‘’ timbulnya ego terbatas yang memilliki kemampuan untuk memilih . Pengakuan terhadaap kemandirian  ( manusia ) melibatkan pengakuan terhadap semua ketidak sempurnaan yang timbul dari keterbatasaan  kemandirian  . [24]
e . Surga dan Neraka
 Surga dan neraka , menurut Iqbal merupakan – keadaan , bukan tempat. Gambaran – gambaran tentang kebudayaan di daalam AL – Qur’an adalah penampilan – penampilan  kenyataan batin secara visual ,  yaitu filsafat . Surga adalah kegembiraan karena mendapatkan kemenangan dalam mengatasi berbagai dorongan yang menuju pada perpecahan  . tidak ada kutukan abadi dalam Islam . neraka  sebagaimana dijelaskan dalam AL – Qur’an  bukan lah kawah tempat penyiksaan  adabi yang  di sediakan Tuhan. Surga juga bukan tempat berlibur . kehidupan itu hanya satu dan berkesinambungan .[25]


BAB III
PENUTUP
A.                Dalam  peradaban Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW  terjadi berbagai macam faham dalam  ajaran  Islam. Diantaranya pemikiran kalam yang terkenal padaa masa sekaraang adalah ;
             1 . Syehk Muhhammad Abduh
             2 . Muhammad Iqbal
              3 . Sayyid Ahmad Khan
Dari ketigaa tokooh ulama ini kita dapat mengambbil pelajaran  dimana para  ulama tersebut rela berkorban dalam menyebarluaskan pemikiran – pemikirannya  didunia Islam  yang mana umat pada masa hidup  para ulama ini sampai sekarang sudah lalai dengan kenikmatan dunia  . oleh karena itu  ketiga tokoh  ulama ini mengajakumat Islam untuk  kembali pada ajaran  Islam yang sebenarnya.

B. SARAN
Dengan adanya makalah ini bisa memberi pemahaman untuk para maha siswa yang sedang belajar ilmu kalam untuk dapat memahami pola fikir Muhammad Abduh, Syaikh Khan, dan Muhammad Iqbal.
Selanjutnya, semoga dengan adanya makalah ini bermanfaat  bagi pembaca. Kami menyadari akan kelemahan makalah ini, oleh sebab itu kritik dan saran akan makalah ini kami harapkan.




DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.H.Abdul Rozak,M.Ag dan Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag,Ilmu Kalam,Bandung:Pustaka Setia,2014.



[1]  Quraish Shihab, Studi Kritis Tafsir Al – Manar, Pustaka Hidayah, Bandung, 1994,hlm. 12 versi lain mengatakan bahwa Abduh lahir di Mesir dan akhirnya menetap di Mahallah Nashr setelah lari dari ancaman para penguasa Muhammad ‘ Ali.
Lihat Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Bulan Bintang, Jakarta, hlm. 68.   
[2] Nasution, loc.cit.
[3] Albert Hourani, Arabic Thought in the Liberal Age: 1978 – 1939, Cambridge University Preess, 1993, hlm. 131.
[4] Quraish Shihab, Studi Kritis Tafsir Al – Manar, Pustaka Hidayah, Bandung, 1994, hlm.19.
[5] Harun Nasution, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional, UI Press,1987,hlm.57.
[6] Nasution,Pembaharuan…,op.cit,hlm
[7] Ibid.,hlm. 75 dan 77
[8] Ibid
[9] Ibid.,hlm.85.
[10] Nasution,Pembaharuan…,op. cit., hlm.165.
[11] Ibid.
[12] Nasution,Pembaharuan…,op.cit.,hlm. 169 – 170.
[13] ibid
[14] Keterangan lain menyebutkan bahwa Khan juga menerima Hadits Mutawatir. Lihat Ibid, hlm.169.
[15] Ali,Op.,cit.hlm.20.
[16] Khalifah Abd Hakim, “ Renainsance in Indo – Pakistan” dalam wd.M.M. Syarif ( Ed ), A History Of Muslim Philosofi,Weibaden, Otto Harrssowitz, 1996,hlm.1614.
17.  Nasution , op .cit .,hlm .192

[18] Muhammad Iqbal,The Reconstruction of Religion thought in Islam,Kitab Bravan,New Delhi, 1981, hlm.92.
[19] . Iqbal,op.cit.,hlm.154
[20] Argumen kosmologis disebut juga argument sebab-musabab yang timbul  dari paham bahwa alam bersifat mungkin ( contingent )dan bukan besifat wajib ( necessary )dalam wujud nya Dengan kata lain karena alam dijadikan ,  harus ada dzat yang mmewujudkan nya .pertama kali diajukan oleh Aristatoles ( 345-322 S.I.),murid plato . Lihat  Harun Nasution , falsafah Agama ,Bulan Bintang ,Jakarta ,1975,hlm .50.
[21] Ontos = sesuatu yang  berwujud . Ontologi = teori tentang wujud ,tenttang hakikatt yang ada Argumen ontology tidak banyak berdsarkan alam nyata ,sebagai hal nyya argumen .kosmologis .argumen ini berdasarkan logika semata – mata .pertama kali diajukan oleh Plato ( 428 – 348 S.I.)dengan teori idenya . lihat ibid .,hlm.47.
[22] . Taufik Adnan  Amal dan Syamsu Rizaal Panggabean , Tafsir dan kontekstual AL-Qur’an; Sebuah Keranggka Konseptual , Mizan  , Bandung ,  1989, hlm.21 – 22 .
[23] . Hakim, op. cit.
[24] . H.A..R. Gibb, Aliran – aliran Modern dalam Islam , Terj. Machnun Hussein , Rajawali Press, Jakarta , 1995, hlm.131 – 132.
[25] Ibid ., hlm . 133 – 134 .





                                 



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "pemikiran kalam, Muhammad Abduh."

Post a Comment