Subscribe Us

header ads

Hot Widget

random/hot-posts

makalah tafsir ayat dakwah Qur'an surah Al - Fushilat : 33 - 36.


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Di zaman yang semakin modern ini, banyak sekali mahasiswa – mahasiswi yang kurang memahami ajaran islam dengan baik. Maka dengan berangkat dari kegelisahan ini, dibentuklah mata kuliah Tafsir Ayat Dakwah 1, sebagai wadah pembelajaran tentang tafsir ayat – ayat Al – Qur’an yang menganjurkan kita untuk berdakwah.        
Mengingat pentingnya pemahaman ilmu syar’I maka dengan ini kami berupaya untuk menyelsaikan tugas ini.
Semoga Allah merahmati kita dan mencurahkan keridahaannya kepada kita, Aamiin.

B.     Rumusan Masalah.
1.      Mengetahui Tafsir Ayat Al - Fushilat ayat 33 – 36.
2.      Mengetahui Asbabul Nuzul.

C.    Tujuan.
1.      Memahami Tafsir Ayat Al – Fushilat ayat 33 – 36.
2.      Memahami Asbabun nuzul Q.s Al – Fushilat 33 – 36.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tafsir Al – fushilat ayat 33 – 36.
ô`tBur ß`|¡ômr& Zwöqs% `£JÏiB !%tæyŠ n<Î) «!$# Ÿ@ÏJtãur $[sÎ=»|¹ tA$s%ur ÓÍ_¯RÎ) z`ÏB tûüÏJÎ=ó¡ßJø9$# ÇÌÌÈ   Ÿwur ÈqtGó¡n@ èpoY|¡ptø:$# Ÿwur èpy¥ÍhŠ¡¡9$# 4 ôìsù÷Š$# ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& #sŒÎ*sù Ï%©!$# y7uZ÷t/ ¼çmuZ÷t/ur ×ourºytã ¼çm¯Rr(x. ;Í<ur ÒOŠÏJym ÇÌÍÈ   $tBur !$yg9¤)n=ムžwÎ) tûïÏ%©!$# (#rçŽy9|¹ $tBur !$yg8¤)n=ムžwÎ) rèŒ >eáym 5OŠÏàtã ÇÌÎÈ   $¨BÎ)ur y7¨Zxîu\tƒ z`ÏB Ç`»sÜø¤±9$# Øø÷tR õÏètGó$$sù «!$$Î/ ( ¼çm¯RÎ) uqèd ßìŠÏJ¡¡9$# ÞOŠÎ=yèø9$# ÇÌÏÈ  
33. Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
34. Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
35. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai Keuntungan yang besar.
36. Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, Maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Allah berfirman dalam Al – Qur’an surah Al – Fushilat : 33 – 36 Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri ( mukmin ).
Sepanjang masa, para rasul adalah imam – imam dakwah. Semangat mereka merupakan modal utama tegaknya iman dan menangnya kebaikan. Yang mereka prioritaskan adalah memperkenalkan mereka kepada Tuhan mereka dan membuat mereka cinta kepadanya.[1]
Syaitan sangat lihai menarik manusia untuk jauh dari Allah dan menutupi jalan lurus yang didepannya. Sehingga dakwah dalam konteks ini berarti tindakan mengingatkan manusia dan membangkitkan kemalasan. Seharusnya media dakwah bisa menjaga kebenaran, menolak syaithan dan mengenyahkan tipuan – tipuan dan hawa nafsu.  
Dalam ayat ini Allah menerangkan kepada nabi Muhammad Saw, bahwa tugas beliau itu adalah:
Terus menerus melaksanakan tugas dakwah, walaupun menderita berbagai kesukaran karena dakwah. Itulah se – sempurna ta’at dan sebaik – baik ibadat.[2]
Maka dengan kita memperhatikan ayat ini, nyatalah bahwa diantara prinsip – prinsip orang Islam yang harus dipegang adalah : perbaikilah dirimu terlebih dahulu kemudian baru menyeru orang lain. Dan tidak dapat diragui bahwa martabat menyeru orang lain kepada kebenaran adalah satu martabat yang tinggi yang hanya dapat dilaksanakan oleh orang – orang yang suci jiwa dan dan penuh dengan iman dan yakin.
Dalam menghadapi tafsir ayat ini ada dua pendapat :
Pertama, Ayat ini mengenai diri pribadi Nabi sendiri untuk meghardik orang – orang yang datang dengan hinggar minggar untuk mendengar Al – Qur’an. Kedua, mengenai segala petugas dakwah yang menyeru hamba Allah kepada menyembah Allah dengan jalan pengajaran dan hujjah.[3]
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Sebab itu tolaklah (kejahatan itu) dengan jalan yang lebih baik, dengan begitu, orang yang tadinya antara kamu dengan dia bermusuhan, akan merubah sikap menjadi sahabat karib yang amat setia”.[4]
 Dalam ayat 34 ini menerangkan taktik atau kebijaksanaan yang wajib ditempuh dalam melakukan da’wah. Yaitu bahwasanya suatu dakwah menyeru manusian agar berjalan diatas garis yang telah ditentukan Allah. Ash – Shiratul mustaqim, tidaklah sebagai disangka oleh orang yang dangkal fahamnya, yang menyangka bahwa jalan itu datar saja, bertabur kembang nawarstu berbagai warna dan indah dan berangin sepi yang nyaman.
Apabila penyambung usaha Rasul – rasul melakukan dakwah yang diyakini kebenaran dan kebaikannya, pastilah akan datang reaksi, datang bantahan, rintangan, halangan terhadap  seruan itu. Kadang – kadang disalah artikan, kadang – kadang dikencongkan ( dibengkokkan ) maknanya kepada yang lain.
Ayat ini menegaskan bahwasanya yang baik dengan yang buruk tidaklah sama. Yang baik tetap baik, yang buruk tetap buruk. Tetapi dalam melakukan dakwah menegakkan yang baik hendaklah cara mempertahankan dan menagkis serangan lawan dengan cara baik pula.[5] Jangan sampai dikarenakan merasa diri dipihak yang benar, dan pihak yang menentang ada dipihak yang salah, lalu menagkisnya dengan sikap yang kasar.
Kadang – kadang kebaikan itu sendiri menjadi kabur karena sikap ceroboh orang yang mempertahankan. Sebab Allah menegaskan tuntunan kepada rasulnya dan teladan untuk tiap – tiap diri berdakwah. Tangkislah dengan cara yang baik. Inilah suatu ilmu yang dalam sekali, yang kalau seorang da’I dapat menjadikannya pedoman dalam pertukaran fikiran, dia akan berhasil dengan baik.
Sampai dilanjutkan potongan ayat 34 tadi, Allah berfirman : Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”. Dia datang dengan benci maka sambutlah ia dengan rasa kasih sayang. Dia menyerang dengan marah – marah, maki  - maki, mempertunjukkan bahwa pemikirannya dangkal belaka, tangkislah dengan tenang dan senyum simpul. Dia memaki engkau menghormati, dia mengajak berkelahi engkau mengajak bersahabat. Dia menunjuk kedangkalan engkau menunjukkan kedalaman. Dia membawa sikap permusuhan, engkau menunjukkan sikap bersahabat. Dan masalah yang tengah didiskusikan diuraikan dengan sebaik – baiknya.
Kesimpulannya bahwa tindakanmu, hai Rasul adalah baik ( hasanah ). Sedang tindakan mereka adalah buruk (sayyi’ah ). Maka apabila kamu melakukan yang hasanah ini, maka kamu patut mendapat penghormatan didunia dan pahala di akhirat. Sedang mereka kebalikan dari itu.[6]
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai Keuntungan yang besar.
Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, Maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.         Kata (y7¨Zxîu\tƒ z ) yanzaghanaka terambil dari kata nazagha yang berarti menusuk kulit dengan tangan atau mencambuk dengan cemiti. Ia juga diartikan masuk kesesuatu untuk merusaknya. Pelaku dari kata ini biasanya adalah setan. Dari sini ia bisa diartikan bisikan halus setan atau rayuan dan godaanyauntuk memalingkan dari kebenaran. Nazagha  yang bersumber dari setan adalah bisikannya kedalam hati manusia sehingga menimbulkan dorongan negative dan menjadikan manusia mengalami sesuatu kondisi sikologis yang mengantarnya mealakukan tindakan tidak terpuji. Rujuklah ke QS. Al – A’raf [7]: 20untuk memahami lebih banyak tentang godaan syaitan ini. Ayat diatas memerintahkan agar segera memohon perlindungan Allah begitu terasa adanya gangguan. Ini karena jika gangguan itu dibiarkan, maka syaitan akan lebih Agresif sehingga melahirkan ide dalam benak yang dapat mendorong nafsu untuk bekerja sama dengan setan sehingga manusia terjerumus. Dengan memohon perlindungan Allah, seseorang diharapkan akan mengingat pesan – pesannya antara lain tentang permusuhan  syaitan dan tipu dayanya, sehingga ini akan sangat membantunya menghindari dari gangguan itu.[7] 
B.     Tafsir per Ayat Dakwah.
ô`tBur ß`|¡ômr& Zwöqs% `£JÏiB !%tæyŠ n<Î) «!$# Ÿ@ÏJtãur $[sÎ=»|¹ tA$s%ur ÓÍ_¯RÎ) z`ÏB tûüÏJÎ=ó¡ßJø9$# ÇÌÌÈ   Ÿwur ÈqtGó¡n@ èpoY|¡ptø:$# Ÿwur èpy¥ÍhŠ¡¡9$# 4 ôìsù÷Š$# ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& #sŒÎ*sù Ï%©!$# y7uZ÷t/ ¼çmuZ÷t/ur ×ourºytã ¼çm¯Rr(x. ;Í<ur ÒOŠÏJym ÇÌÍÈ   $tBur !$yg9¤)n=ムžwÎ) tûïÏ%©!$# (#rçŽy9|¹ $tBur !$yg8¤)n=ムžwÎ) rèŒ >eáym 5OŠÏàtã ÇÌÎÈ   $¨BÎ)ur y7¨Zxîu\tƒ z`ÏB Ç`»sÜø¤±9$# Øø÷tR õÏètGó$$sù «!$$Î/ ( ¼çm¯RÎ) uqèd ßìŠÏJ¡¡9$# ÞOŠÎ=yèø9$# ÇÌÏÈ[8]
Transkrip perkata :
`tBur       : dan siapakah.                        @ÏJtãur    : dan berbuat atau beramal.
`|¡ômr&   : Lebih baik.                             $[sÎ=»|¹  : kebajikan.
wöqs%      : perkataan.                               A$s%ur      : dan berkata.
`£JÏiB     : dari pada orang.                     ÓÍ_¯RÎ)        : sungguh aku.
%tæyŠ       : dia menyeru.                  tûüÏJÎ=ó¡ßJø9$# `ÏB   : termasuk orang – orang muslim.
n<Î)        : kepada.                           wur                   : dan tidaklah. 
!$#        : Allah.                             ÈqtGó¡n@              : sama.
poY|¡ptø:$#   : kebaikan.                      ¼çm¯Rr(x.              : seakan – akan dia.
wur         : dan tidak.                       Í<ur                  : penolong / teman siswa.  
py¥ÍhŠ¡¡9$#   : Kejahatan.                    OŠÏJym               : sangat setia.
ôìsù÷Š$#      : tolak lah.                        $tBur                  : dan tidak.
ÓÉL©9$$Î/      : dengan yang.                 $yg9¤)n=ム           : dijumpai / diberikannya.
Ïd        : ia ( cara ).                                        wÎ)                  : kecuali.
`|¡ômr&   : lebih baik.                                        ûïÏ%©!$# (            : orang – orang yang.
#sŒÎ*sù      : maka tiba – tiba.                              #rçŽy9|¹           : mereka sabar.
Ï%©!$#   : orang yang.                                       $tBur              : dan tidak.
7uZ÷t/                  : diantara kamu.                    $yg8¤)n=ム            : diberikan.
¼çmuZ÷t/ur               : dan diantara dia.                  wÎ)                : kecuali.[9]
ourºytã              : permusuhan.                            r茠              : yang punya.
áym                 : keberuntungan                         `ÏB              : dari.
OŠÏàtã              : maha mengetahui                      ø÷tR            : gangguan.
$¨BÎ)ur              : dan apabila                               7¨Zxîu\tƒ          : mengganggumu.                      
 OŠÎ=yèø9$#             : maha mengetahui.                     m¯RÎ)               : sungguh.
`»sÜø¤±9$#         : Shaitan. .                                 qèd                 : dialah.
!$$Î/                : dengan Allah. .                       ìŠÏJ¡¡9$#        : maha mendengar [10]  
OŠÎ=yèø9$#            : maha mengetahui.                         
C.     Manfaat mempelajari Qur’an surah Al – Fushilat : 33 – 36.
Tidak ada seorangpun yang lebih baik perkataannya daripada orang yang memiliki tiga sifat berikut ini :
1.      Menyeru manusia agar mengesakakan dan mematuhi Allah.
2.      Amal saleh, yaitu dengan melaksanakan ketaatan – ketaatan dan menghindari hal – hal yang diharamkan.
3.      Mengambil Islam sebagai agamanya dan ikhlas kepada tuhannya.
Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik. Hadapi tindakan mereka dengan cara buruk dengan berbuat baik kepada mereka, hadapi dosa dengan memberi maaf, marah dengan bersabar dan mendiamkan kekeliruan – kekeliruan serta menanggung hal – hal yang tidak disukai. Karena sesungguhnya jika kamu bersabar atas akhlak mereka yang buruk berkali – kali dan tidak membalas kebodohan mereka dengan kemarahan dan tidak membalas penganiyayaan semisalnya, maka mereka akan malu sendiri dengan akhlak mereka yang tercela, dan tidak lagi melakukan perbuatan – perbuatan yang buruk.
Ibnu Abbas Ra berkata :  Allah swt menyuruh Nabi Saw pada ayat ini agar bersabar dalam menghadapi kemarahan, bersikap penyantun ketika menghadapi kebodohan, memberi maaf ketika menghadapi perlakuan buruk. Apabila manusia melakukan hal - hal seperti itu, maka Allah akan memeliharanya dari setan dan musuh akan tunduk kepadanya.[11]
Ada sebuah riwayat yang mengatakan, bahwa seorang laki – laki mengancam Qanbar, bekas budak Ali bin Abi Thalib yang telah dimerdekaan. Maka bekas budak itu dipanggil oleh Ali : Hai Qanbar, biarkan orang yang mencelamu itu dan lupakan niscaya kamu akan diridhai oleh Allah yang maha pengasih dan dapat membuat setan marah.[12]   
Apabila syaitan menggoda kita untuk membalaskan perbuatan buruk orang lain kepada kita, maka mohonlah kepada Allah dari daya dan kejahatan syaitan.

BAB III
  PENUTUP

Kesimpulan:
Sesungguhnya Allah swt telah berfirman didalam kitab suci Al – Qur’an, tepat pada surah Al - fushilat [41: 33 - 36], bahwasanya tidak ada perbuatan yang lebih baik selain mengajak manusia untuk taat kepada Allah dan mengerjakan perbuatan baik dan mereka berkata sesungguhnya aku termasuk orang yang muslim.
Sejatinya setiap manusia Allah lengkapi dengan fasilitas yang luar biasa, Allah berikan manusia akal pikiran untuk berfikir namun tidak lupa Allah berikan ia hawa nafsu untuk berkehendak.
Apabila telah datang kejahatan dan bisikan syaithan yang membelokkan kita dari tujuan utama, maka balaslah kejahatan itu dengan perbuatan baik dan memohonlah kepada Allah untuk melindungi kita dari perbuatan yang tiada gunanya. Karena sejatinya hanyalah Allah tempat kita meminta pertolongan.



DAFTAR PUSTAKA
Syaikh Muhammad Ghazali, Tafsir Tematik dalam Al – Qur’an ( Jakarta Selatan, Gaya   media pratama,2005),h.457 – 458.
T.M Hasbi Ash – Shiddieqy, Tafsir Al – Qur’anul Madjied An – Nur, ( Jakarta, Bulan Bintang, 1969),h.120.
Hamka,Tafsir Al – Azhar ( Jakarta : pustaka panjimas,1982),h.239.
Ahmad Musthafa Al – Maraghi, Terjemah Tafsir Al – Maraghi ( Semarang : Toha putra Semarang ),h.240.
M. Quraish Shihab, Tafsir Al – Mishbah (Jakarta : Lentera Hati,2004),h.417.
Imam Ghazali Masykur dkk, Al – Mumayyaz ( Bekasi: Cipta Bagus Segara,2014),h.480.
Bachtiar Surin,Adz – Dzikraa terjemah dan tafsir (Bandung : Angkasa,1991),h.2055.

























[1] Syaikh Muhammad Ghazali, Tafsir Tematik dalam Al – Qur’an ( Jakarta Selatan, Gaya   media pratama,2005),h.457 – 458.
[2] T.M Hasbi Ash – Shiddieqy, Tafsir Al – Qur’anul Madjied An – Nur, ( Jakarta, Bulan Bintang, 1969),h.120.
[3] Ibid,h.120.                                                                                                                   
[4] Bachtiar Surin,Adz – Dzikraa terjemah dan tafsir (Bandung : Angkasa,1991),h.2055.
[5] Hamka,Tafsir Al – Azhar ( Jakarta : pustaka panjimas,1982),h.239.
[6] Ahmad Musthafa Al – Maraghi, Terjemah Tafsir Al – Maraghi ( Semarang : Toha putra Semarang ),h.240.
[7] M. Quraish Shihab, Tafsir Al – Mishbah (Jakarta : Lentera Hati,2004),h.417.
[8]  Imam Ghazali Masykur dkk, Al – Mumayyaz ( Bekasi: Cipta Bagus Segara,2014),h.480.
[9] Ibid,h.480.
[10] Ibid,H.480.
[11] Ibid,h.241.
[12] Ibid,h.241.

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "makalah tafsir ayat dakwah Qur'an surah Al - Fushilat : 33 - 36."