Subscribe Us

header ads

Hot Widget

random/hot-posts

makalah komunikasi Asertif

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.
Dalam kehidupan sosial masyarakat tentu tidak dapat dipisahkan dengan komunikasi.
Baik itu komunikasi dengan diri sendiri maupun komunikasi dengan orang lain.
Namun, yang menjadi permasalahan adalah berkurangnya pemahaman akan pentingnya
Komunikasi.
Maka dengan adanya masalah itu, kami berusaha untuk menyusun makalah komunikasi
Asertif guna mencari jalan keluar masalah dalam kehiduapan sosial.
Semoga dengan dibuat makalah ini,  dapat membantu kontribusi dalam menyelsaikan
permasalahan yang ada di masyarakat saat ini.

B.     Rumusan Masalah.
1.      Mengetahui pengertian Komunikasi.
2.      Mengetahui pengertian Asertif.
3.      Mengetahui pengertian Komunikasi Asertif.
4.      Mengetahui contoh komunikasi Asertif.

C.     Tujuan
1.      Memahami pengertian Komunikasi.
2.      Memahami pengertian Asertif.
3.      Memahami pengertian Komunikasi Asertif.
4.      Memahami contoh komunikasi Asertif.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Komunikasi menurut ahli.
1.      Soewarno Handaya Ningrat.
Komunikasi adalah proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lain antara sesame manusia. Proses interaksi atau hubungan satu sama lain yang dikehendaki oleh seorang dengan maksud agar dapat diterima dan dimengerti antara sesamanya.[1]
2.      SukantoReksodiprojo
Komunikasi adalah usah mendorong orang lain untuk menginterprestasikan pendapat seerti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyai pendapat tersebut  serta diharapkan diperoleh titik kesamaan untuk pengertian.[2]


B.     Pengertian Asertif.
Kata asertif berasal dan bahasa Inggris yaitu "to assert" yang berarti positif yaitu menyatakan sesuatu dengan terus-terang atau tegas serta bersikap positif (Fensterheim dan Baer dalam Syarani, 1995).
Menurut Mallot, dkk (Prabana, 1997), “to assert” artinya sebagai cara menyatakan sesuatu dengan sopan mengenai hal-hal yang menyenangkan maupun yang dirasa mengganggu atau kurang berkenan.
 Sedangkan menurut Ramus dan Nevid (Yogaryjantono, 1991) "to assert" berarti meminta seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara yang akan menambah penghargaan atau mengurangi aversi (rasa enggan).[3]
Dengan demikian, dapat disimpulkan oleh pemakalah bahwa Asertif adalah mengungkapkan sesuatu perkataan baik disenangi maupun tidak disenangi dengan sebenar – benarnya. 
Perilaku asertif merupakan terjemahan dari assertif behavior yang mengandung arti suatu tindakan atau perilaku yang dinyatakaan dengan sopan dan bermaksud untuk meminta seseorang berbuat sesuatu agar melakukan apa yang dikehendaki, meminta sesuatu pada orang lain disertai dengan sikap yang sopan, sesuai dengan norma, tenang, dewasa, dan masuk akal.[4]

C.     Pengertian Assertif Menurut Ahli.
1.      Davis (1981), perilaku asertif adalah perilaku yang mengarah langsung kepada tujuan, jujur, terbuka, penuh percaya diri, dan teguh pendiriannya.
2.      Mulvani (1989) perilaku asertif adalah perilaku pribadi menyangkut emosi yang tepat, jujur, relatif terus terang, tanpa perasaan cemas pada orang lain.
3.      Taubmaa (Retaaningsih, 1992) mengartikan assertiveness sebagai ekspresi dari perasaan-perasaan keinginan-keinginan, dan kebutuhan-kebutuhan, belajar bertindak atas dasar perasaan-perasaan, keinginan-keinginan, dan kebutuhankebutuhan tersebut dan menghormati perasaan-perasaan, keinginan-keinginan, dan kebutuhan-kebutuhan orang lain.
4.      Menurut Calhoun (1990) asertivitas berarti bertahan pada hak-hak pribadi dan mengekspresikan pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan keyakinan secara langsung, lujur, dan tepat.
5.      Weaver (Susanto, 1997) mengartikan asertivitas sebagai kemampuan untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran dan perasaan dengan yakin dan manipu.
6.      Perilaku asertif seseorang pada hakekatnya mencakup tiga klasifikasi umum perilaku, yaitu tepat dalam cara menolak permintaan orang lain, ekspresi yang tepat dari pikiran-pikiran dan perasaanperasaan seria ekspresi yang tepat dari keinginan-keinginan yang dimiliki (Wood dan Mallinekrodt dalam Prabana, 1997).

D.    Pengertian Komunikasi Assertif.
Menurut pemakalah Komunikasi Assertif adalah penyampaian pesan dengan sopan dan tegas dari komunikator kepada komunikan. Baik sesuatu yang ia senangi maupun sesuatu yang menggangunya.
Komunikasi Asertif juga dapat diartikan dengan mengekspresikan segala sesuatu yang ada dibenak pikiran yang bersifat fositive, pengekspresian diri ini berlandaskan dengan landasan pribadi sendiri tanpa menyakiti peribadi yang lain.

E.     Kelebihan Komunikasi Asertif.
1.      Bebas dari konflik internal.
2.      Meningkatkan percaya diri.
3.      Membantu mengelola stress.
4.      Hidup yang tidak terikat dan bebas.[5]

F.      Hambatan dalam Komunikasi Asertif
Komunikasi asertif ini dalam praktiknya terdapat hambatan karena beberapa alasan sebagai berikut.
1.      kebanyakan orang berfikir, bahwa kita harus menyenangkan hati dan tunduk kepada orang lain, jika menentang mereka maka gelombang kekacauan akan datang.
2.      jika orang mengatakan sesuatu yang tidak kita sukai atau bertentangan dengan pendapat kita, maka sebaiknya kita diam saja, lalu kita hindari dan putuskan komunikasi dengan orang itu.
3.      ada semacam dalil umum yang menyatakan “kalau kita menentang mereka, apalagi atasan kita, ya bisa kacau ” maka lebih baik mengalah untuk menang.[6]
Contoh : seorang jurnalis yang terbiasa diberikan uang oleh pihak sekolah ketika memuat suatu berita tertentu, akan cenderung susah dan berat dalam memberitakan hal buruk dari kepala sekolah, misalnya korupsi





G.    Ciri Komunikasi Asertif.
Dalam berkomunikasi dengan Asertif ada beberapa ciri, yaitu :
1.      Mempunyai rasa percaya tinggi.
2.      Dapat berkomunikasi dengan sernua orang.
3.      Mempunyai pandangan aktif tentang hidupnya.

H.    Aspek-aspek perilaku asertif
Menurut Kelly (1997) dalam Ratna Aspek-aspek perilaku asertif adalah :
1.      Permintaan yaitu kemampuan individu dalam mengemukakan haknya sendiri, meminta pertolongan dan tanggungjawab orang lain tentang suatu hal.
2.      Penolakan yaitu kemampuan individu untuk menolak keinginan, ajakan dan saran yang tidak sesuai dengan diri sendiri.
3.      Pengekspresian diri yaitu kemampuan individu untuk berani mengekspresikan perasaan dan pikiran secara tepat.
4.      Pujian yaitu kemampuan individu dalam memberikan pujian atau penghargaan secara tulus pada orang lain serta sikap individu yang sewajarnya dalam menerima pujian dari orang lain.
5.      Berperan dalam pembicaraan yaitu kemampuan individu untuk memulai atau berinisiatif dalam pembicaraan, ikut serta atau terlibat sekaligus dapat mempertahankan pembicaraan.[7]
Sedangkan menurut Rathus dan Nevid (1983) dalam Ajeng, mengemukakan sepuluh aspek dari sertivitas, yaitu :
1.      Bicara asertif
2.      Kemampuan mengungkapkan perasaan.
3.      Menyapa atau memberi salam kepada orang lain.
4.      Ketidaksepakatan yaitu menampilkan cara yang efektif dan jujur menyatakan rasa tidak setuju.
5.       Menanyakan alasan bila diminta untuk melakukan sesuatu.
6.       Membicarakan diri sendiri mengenai pengalaman-pengalaman dengan cara   yang menarik.
7.      Menghargai pujian orang lain dengan cara yang sesuai.
8.      Menolak untuk menerima begitu saja yaitu mengakhiri percakapan yang bertele-tele dengan orang yang memaksakan pendapatnya.
9.       Menatap lawan bicara.
10.   Respon melawan takut.

I.       Pembentukan Perilaku Asertif.
Menurut Rees dan Graham (Reputrawati, 1996), munculnya perilaku asertif karena adanya unsur-unsur :
a.       Kejujuran (Honesty)
Perilaku asertif akan suiit diwujudkan jika seseorang tidak jujur karena dengan kejujuran, orang lain akan mengerti, memahami, dan menghormati apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang yang bersangkutan.
b.      Tanggung Jawab (Responsibility) Hal ini berarti seseorang bertanggung jawab atas pililian-pilihannya atau keputusannya tanpa rnenyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada dirinya. Dengan rasa tanggung jawab terhadap apa yang akan ter jadi pada dirinya. maka ia akan dapat merubah hal-hal yang tidak diinginkannya.
c.       Kesadaran diri (Self-awareness) Ketika seseorang akan belajar asertif; sebelumnya ia paham lebih dulu mengenal dirinya sendiri, agar lebih mernperhatikan perilaku yang dimunculkan dan memikirkan cara-cara yang diinginkannya. Contoh : ketika pelajar ingin berkomunikasi dengan asertif terlebih dahulu ia mengetahui siapa dirinya, setelah dia mengetahui bahwa dirinya pelajar, maka ia akan mengambil keputusan dengan cara berbicara dengan baik, sopan serta memiliki rasa ingin tahu yang kuat.
d.      Percaya diri (Self confident)
Menurut Bandura (Martani dan Adiyanti, 1991) percaya diri adalah sebagai suatu keyakinan seseorang untuk mampu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan. Seorang yang memiliki rasa percaya diri yang rendah cenderung menghambat perilaku asertifnya karena ada perasaan atau anggapan bahwa hal – hal yang negatif akan terjadi jika ia melakukan sesuatu sehingga tidak yakin bahwa perilaku tersebut justru akan membawa pada perubahan yang positif. Contoh : Siswa yang enggan maju kedepan kelas untuk mengerjakan soal dari guru, karena takut ditanya mengenai materi, sedangkan ia merasa belum faham.[8]



J.       Ciri – ciri pribadi Asertif
pribadi yang asertif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Merasa bebas untuk mengemukakan dirinya, artinya ia bebas menyatakan perasaan dan pikirannya.
b.      Dapat berkomunikasi dengan sernua orang, artinya dengan orang yang telah maupun dengan yang belum dikenalnya.
c.       Mempunyai pandangan aktif tentang hidupnya, artinya berusaha untuk mendapatkan apa yang di inginkannya.
d.      Bertindak dengan cara yang dihormatinya, artinya dengan menerima keterbatasannya sehingga kegagalan tidak membuatnya kehilangan harga diri.


K.    Contoh komunikasi Asertif.
1.      seseorang meminjam uang kepada anda, dan berjanji akan mengembalikan pinjamannya dalam waktu 2 (dua) minggu, namun setelah dua minggu bahkan sampai tiga minggu, si peminjam belum mengembalikannya. Timbul pertanyaan, apa yang harus anda lakukan? Apakah anda berdiam diri atau menemuinya dan berkata “ maaf mas, saat ini saya sedang butuh uang, saya mohon kasbonnya dilunasi ”. jika anda memilih menemuinya dan mengungkapkan dengan jujur maka itu yang disebut komunikasi Asertif.
2.      Anda menyanggah teman dalam diskusi dan menyampaikan pendapat anda tanpa menyakiti perasaan orang lain.
3.      Anda menambahkan pendapat teman anda, yang menurut anda kurang lengkap, dan menyampaikan pendapat Anda.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
 Asertif adalah mengungkapkan sesuatu perkataan baik disenangi maupun tidak disenangi dengan sebenar – benarnya. 
Komunikasi Asertif juga dapat diartikan dengan mengekspresikan segala sesuatu yang ada dibenak pikiran yang bersifat fositive, pengekspresian diri ini berlandaskan dengan landasan pribadi sendiri tanpa menyakiti peribadi yang lain.
Adapun contoh komunikasi Asertif yaitu :
1.      seseorang meminjam uang kepada anda, dan berjanji akan mengembalikan pinjamannya dalam waktu 2 (dua) minggu, namun setelah dua minggu bahkan sampai tiga minggu, si peminjam belum mengembalikannya. Timbul pertanyaan, apa yang harus anda lakukan? Apakah anda berdiam diri atau menemuinya dan berkata “ maaf mas, saat ini saya sedang butuh uang, saya mohon kasbonnya dilunasi ”. jika anda memilih menemuinya dan mengungkapkan dengan jujur maka itu yang disebut komunikasi Asertif.
2.      Anda menyanggah teman dalam diskusi dan menyampaikan pendapat anda tanpa menyakiti perasaan orang lain.
3.      Anda menambahkan pendapat teman anda, yang menurut anda kurang lengkap, dan menyampaikan pendapat Anda.











DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/531/5/Bab%202.pdf
Sumaryo Widyaiswara, komunikasi asertif mendongkrak tingkat kepuasan pemangku kepentingan, pdf
Soewarno Handaya Ningrat. Pengantar Ilmu Studi Dan Manajemen, (CV Haji Masagung, Jakarta, 1980), hal 94
Sukanto Reksohadiprojo. Organisasi perusahaan, Edisi 11, (BPFE, Yogyakarta, 1986),hal 176




[1] Soewarno Handaya Ningrat. Pengantar Ilmu Studi Dan Manajemen, (CV Haji Masagung, Jakarta, 1980), hal 94
[2] Sukanto Reksohadiprojo. Organisasi perusahaan, Edisi 11, (BPFE, Yogyakarta, 1986),hal 176
[3] http://digilib.uinsby.ac.id/531/5/Bab%202.pdf diakses pada hari jum’at 25 nov 16 pukul 9:33.


[4] Ibid.
[6] Sumaryo Widyaiswara, komunikasi asertif mendongkrak tingkat kepuasan pemangku kepentingan, pdf diakses
Pada Jum’at 25 November 2016 pukul 9 :33.
[7] Op.Cit

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "makalah komunikasi Asertif"

  1. Terimakasih atas makalahnya yang saya kutip beberapa poin. Moga bermanfaat dan bapak semakin sukses.

    ReplyDelete
  2. sama-sama mbak
    semoga memberikan kebermanfaatn bagi mbak

    ReplyDelete