Hilangnya Jati Diri
Suatu
hari dikota yang sangat lebar hiduplah satu pasang keluarga yang sangat kaya.
Dirinya
dianugerahkan berbagai macam harta yang berlimpah seperti mobil, uang ,
perhiasan dan masih banyak lagi yang lainnya.
Keluarga
ini hidup dengan bermewah – mewahan, bagi mereka menghabiskan uang berjuta –
juta dalam sehari bukanlah masalah, pakayan dengan desainer termahal bukanlah
menjadi hal yang istimewa, mobil bermerek yang tersusun rapi di gerasi tidak
lagi dihiraukan bagaikan barang yang tiada guna.
Suatu
hari, keluarga ini pergi menuju kepasar tradisional dengan tujuan untuk mencari
beberapa bahan makanan yang tidak dijual di toko – toko besar di kotanya.
Setelah sampai dipasar, mata kepala keluarga tertuju kepada penjual ikan yang
sedang menawarkan ikan kepada para pengunjung.
Sang
kepala keluarga tersebut langsung menghampiri penjual ikan yang telah
diperhatikannya dan melakukan transaksi antara pedagang dan pembeli.
Kepala
keluarga : “ pak berapa harga ikan tonggkol ini?
Pedagang : 20 ribu rupiah per sekilo pak.
Kepala
keluarga : 10 ribu saya ambil pak.
Pedagang : 15 ribu saya kasih harga untuk bapak.
Sang
kepala keluarga terus memaksa dan berkata tidak akan membeli ikan tersebut jika tidak diberi dengan harga Rp 10.000. Akhirnya dengan penuh dengan kekecewaan sang pedagang berkata baiklah pak ini ikan
yang bapak pesan.
Inti Cerita ( Amanat )
PELIT, itulah
penyakit yang sering dimiliki oleh orang yang memiliki harta yang berlimpah,
mengeluarkan harta kepada yang membutuhkan dianggap sebagai perbuatan yang sia
– sia bahkan suatu hal yang menghabiskan uang saja. Namun, ketika uang tersebut
dibelanjakan untuk kemewahan dunia yang hanya sementara ini dianggap sebagai
kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan lagi, seperti hati yang tidak dapat
dipisahkan dengan perasaan.
Padahal
jika kita berkaca dari kisah Abu bakar Ashidiq R.a yang menafkahkan hartanya
dijalan Allah sudah merupakan kebiasan yang telah lama melekat dihati
sanubarinya, sehingga Allah hargai pengorbanannya dengan menurunkan Firmannya
dalam surah Al – Lail ayat 17
$pkâ:¨Zyfãyur s+ø?F{$# ÇÊÐÈ
|
Semoga
Allah membuka hati kita untuk mampu meneladani sifat dermawan dari Abu Bakar
Ashidiq, amin.
Wawllahu’alam
Bishowab
0 Response to "Hilangnya Jati Diri"
Post a Comment