Subscribe Us

header ads

Hot Widget

random/hot-posts

Fenomena pacaranisme dikalangan pemuda Islam. By : Ridho Setiawan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Raden Intan Lampung

Seperti biasa. Fenomena trendy ala kebaratan dikalangan anak muda, sudah menjamur bagaikan buih – buih dilautan. Banyak dan sejenis. Sehingga, jika tangan digunakan untuk menghitung, mulut digunakan untuk menyebut, serta mata digunakan untuk melihat. Pasti, akan mengalami kesulitan yang mendalam.
Diawali dengan timbulnya cinta monyet. Pemuda dininabobokkan oleh romantisme percintaan. Budaya cintapun jadi ikut berlebihan. Sampai anak SD pun berani untuk nyatakan perasaan. Dukungan filmpun jadi kesatuan. Budaya kebarat- baratanpun ikut berkembang.
Perpaduan bahasapun ikut lunturkan budaya. Dari Mermaid in Love, sampai kecantol hati juragan jengkol, ikut membersamai tumbuhnya para pemuda – pemuda alay, bahkan pemuda – pemuda budak cinta ( bucin ).
Permasalahan – permasalahan pemudapun ikut berkembang begitu pesat. Dari asik SMSAN sampai telvon – telvonan. Dari akhi dan ukhtiyan sampai jadi adek, kakaaan. Dari sudah tahajut belum?, meluncur menjadi sudah makan belum?. Dari sudah duha belum? Jadi buruan makan ntar sakit lo.
Bukan hanya itu. Yang paling menyedihkan adalah dari SMSAN sampai telvon – telvonan, dari telvon – telvonan sampai janji ketemuan, dari ketemuan sampai jadi duduk berdua – duaan. Dari duduk dua – duan sampai duduk pepet – pepetan. ( Haha, kayak naik bajay aja ). Dari pepet – pepetan sampai jadi pegang – pegangan tangan. Dari pegang – pegangan tangan sampai jadi hamil Sembilan bulan.
Nah lo, siapa yang hendak kita salahkan?. Jika sampai terjadi tragedi HASEB ( hamil Sembilan Bulan ). Bisakah kita menyalahkan pihak pria?. Jawabannya, boleh jadi. Tapi, bagaimana itu bisa terjadi kalau wanita mampu menjaga kesuciannya. Mau menyalahkan wanita?. Jawabannya juga bisa jadi. Tapi,bagaimana itu bisa terjadi jika pria mampu menjaga kesuciannya?. Tentu tidak akan ada teragedi HASEB ( hamil Sembilan bulan ) seperti ini.
Berbicara para korban cinta monyet. Sudah pasti tidak bisa disalahkan dari satu pihak saja. Tapi juga kedua belah pihak. Dimana mereka lebih condong kearah nafsu, ketimbang akal pikiran. Lebih mencondongkan kepuasan semata, ketimbang kepuasan selamanya. Lebih condong ke akal pikiran ketimbang hati sanubari. Padahal, didalam tubuh manusia terdapat satu gumpalan daging. Sekiranya ia baik, maka baik seluruh amal perbuatannya. Jika ia buruk maka buruk seluruh amal perbuatannya. ( al – Hadits ).
Menyikapi masalah ini. saya berikan beberapa tips untuk menghindarkan diri dari budak nafsu durjana. Adapun tips – tipsnya sebagai berikut :
1.      Niatkan dalam hati untuk menghindari perkara yang tidak ada manfaatnya.
Pada dasarnya, segala tindakan itu diawali dengan niat. Tanpa niat, tindakan belum tentu bisa terjadi dalam wujud aplikasi sehari – hari. Dengan menimbulkan niat untuk tidak mendekati perkara yang tidak ada gunanya. Berarti kita telah membangun satu basic pertahanan diri. Dan dampaknya luar biasa. Pribadi kita akan tercegah dari perkara – perkara yang kurang bermanfaat.
2.      Pelajari ilmu Agama, dan perbanyaklah diskusi mengenai ilmu Agama.
Mempelajari ilmu Agama termasuk kedalam jurus andalan setiap orang tua. Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya menjadi pencopet, tukang garong, pezinah, koruptor dan masih banyak lagi jenis pekerjaan yang tidak halal.
Pendidikan akhlaq dan tata karma, merupakan pondasi yang harus dibangun terlebih dahulu dijiwa para pemuda. Bagaimana rumah akan berdiri dengan kokoh, jika bangunan itu diletakkan di atas pondasi berlumut. Sudah barang tentu, secara perlahan rumah itu akan bobrok dimakan usia.
Begitu pula dengan pemuda. Bagaimana pemuda bisa melawan hawa nafsunya, jika tidak dilengkapi dengan pondasi kuat?. Sudah barang tentu pemuda akan tergelincir didunia hitam pekat serta durjana.
3.      Timbulkan dalam hati komitmen dalam menjaga kesucian.
Komitmen, kalau boleh dianalogikan sama seperti mesin pada kendaraan. Kendaraan yang mana bisa berjalan dengan terus menerus tanpa mesin yang kuat?. Sudah barang tentu jawabannya tidak ada.
Begitu pula dengan manusia, komitmen itu adalah mesin penggerak diri manusia. Ia akan bergerak dengan baik, selama dipelihara dengan baik. Dan ia akan bergerak kearah buruk jika dalam kondisi tidak baik.
4.      Pilih teman dalam bergaul.
Teman dalam kehidupan sehari – hari, ikut menyumbangkan beberapa kebiasaan yang dimiliki oleh mereka. Kebiasaan itu tentu merupakan kebiasaan yang telah melekat kuat dalam diri seseorang. Bisa jadi itu kebiasaan baik, bisa jadi itu kebiasaan buruk. Itu semua tergantung pada dengan siapa anda berbicara dan dengan siapa anda bergaul.
5.      Cari aktivitas luar yang bermanfaat.
Jurus ampuh yang terakhir ini adalah dengan memanfaatkan lingkungan masyarakat untuk mengisi kekosongan agenda. Aktivitas luar ini terdiri dari beragam nama dan tempat. Sesuai pada medan mana yang kita lalui.
Mencari aktivitas diluar, juga bermanfaat dalam hal perluasan relasi dan pematangan pola fikir. Tekhnik dan praktik penanganan masalah itu salah satu jenis ilmu yang didapatkan dari aktivitas luar. Sehingga, kedepannya kita menjadi pemuda yang siap ditempatkan dimana saja dan siap bertugas menjadi apa saja.
Demikian beberapa tips menghindari hawa nafsu durjana, satu kalimat penutup “ kenali dirimu, jangan kenali nafsumu”.

Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Fenomena pacaranisme dikalangan pemuda Islam. By : Ridho Setiawan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Raden Intan Lampung"