MY HIJRAH MY ADVENTURE Perjalanan Hidup untuk mencari Ridhonya.
MY HIJRAH MY ADVENTURE
Perjalanan Hidup untuk mencari Ridhonya.
By : Setia – One.
Tulisan ini aku tulis dari pojok
kosan teman, saat matahari beranjak terbit dan memancarkan keindahannya. Dengan
penuh penghayatan tangan ini terus mengetik pada laptop Toshiba titipan kedua
orang tuaku, mata, hati, pemikiran, melebur menjadi satu, yang di iringi dengan
bunyi tik, tik, tik, tik, tanda tanggan ini sedang mengetik pada papan
keyboard.
Aku adalah seorang pemuda yang
dilahirkan di desa X, hari – hariku dipenuhi dengan kegiatan – kegiatan yang
menurut sebagian orang belum banyak mengandung manfaat. Hari – hari itu
dihabiskan dengan bermain, kadang nge – Game, kadang belajar, bahkan kadang
berkelahi dengan kawan dekat, hanya karena persoalan perbedaan sudut pandang,
dan tidak maunya menerima pendapat antar sesama.
Buk… buk… pukulan demi pukulan
menghiasi muka kami, ada yang menangis, ada yang bawa patok mini, bahkan ada
yang sampai bawa golok, suatu pemandangan yang tidak sedap yang pernah dilihat
dan dirasakan oleh penulis ketika masa SMP nya.
Bulan berganti bulan dan tahun
berganti tahun, satu demi satu kami harus berpisah, bukan karena kemarahan atau
dendam yang memisahkan kami, namun dikarenakan kelanjutan study yang berbeda
daerah , dan sekolah yang berbeda pula.
Saat itu, diri ini sedang menempuh
SMA, yang merupakan pendidikan menengah atas. Pendidikan setingkat lebih tinggi
dibandingkan SMP, atau dua tinggkat lebih tinggi dibandingkan SD, hehe.
Saat itu, ketika adzan dzuhur
berkumandang, kami satu persatu datang menuju masjid untuk menunaikan shalat,
ketika hendak mengambil wudhu, tampak dari samping seorang kakak tingkat, dengan jenggot tipisnya
menghampiriku dan bertanya, siapa namanya dek?, dengan tutur kata lembut, dan
mimic wajah yang cerah.
Nampak sangat keanggunan pribadi dan
kesholehan diwajahnya.
Aku jawab, namaku ******* kak, siswa
baru angkatan 2015.
Perbincangan terus mengalir, asyik,
nyaman, adem banget pokoknya, lalu dipungkas dengan sholat rawatib dulu yuk
dek. Suatu kata yang menyedapkan, kata awalnya.
Oke kak, jawab penulis dengan wajah
lugunya.
Hari ke hari, minggu ke minggu,
bulan ke bulan keakraban diantara kami pun mulai nampak, hal itu dibuktikan
dengan saling bertukarnya no hp kami, dan bertemunya kami di lingkungan
sekolah.
Kearaban itu mereka poles dengan hal
yang menyentuh jiwa, bak embun pagi. Sering kali mereka mengajak untuk ikut
kajian, belajar baca qur’an, jadi panitia, bahkan tausyiah sering mereka kirimkan.
Perlahan – lahan mereka arahkan kami
kepada jalan ilahi rabbi, dengan materi dan keteladanan dari mereka, juga
dengan SMS tausiyah yang selalu mereka kirimkan.
Dengan keridhaan Allah, waktu demi
waktu, bulan demi bulan, polesan – polesan dakwah mereka menghantarkan diri ini
pada sikap “ Aku harus Hijrah “.
Aku mulai gantikan kebiasan lama
dengan kebiasaan baru, meski penuh rintangan dan perjuangan. Aku tinggalkan nge
– Game, aku tinggalkan VMJ, aku tinggalkan watak kasarku.
Aku buka lambaran baru, nge – Game
jadi ngODOJ ( ngelakuin one day one jus ), dari vmj jadi diskusi dan baca buku,
dari watak kasar hingga lemah lembut, dari menghafal lagu ke menghafal hadits
dan al – Qur’an, dari nge - drag ke liqo’, bahkan dari mata yang kesana kemari
berubah menjadi pandangan yang menunduk.
Brother and sister fillah, Allah itu
sudah menjadikan kita manusia yang memiliki fitrah, hanya saja fitrah itu
tercoret – coret oleh tidak ketahuan kita, kelemahan ilmu agama kita, kurangnya
rasa ingin tahu kita.
Jangan sedih, jangan galau, karena
pada hakikatnya Allah tidak memberikan sesuatu kepada hambanya illa khairan (
kecuali kebaikan ).
Open your mind, open your heart and go
to hijrah, perjalanan Hidup mencari Ridhonya.
0 Response to "MY HIJRAH MY ADVENTURE Perjalanan Hidup untuk mencari Ridhonya."
Post a Comment