Subscribe Us

header ads

Hot Widget

random/hot-posts

Buah dari kesederhanaan versi Ridho Setiawan's blog

The positive thinking
Buah dari kesederhanaan

Sebagai manusia kesederhanaan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,kesederhanaan dapat diproleh dengan cara apapun kapan pun dan dimana pun.  Dengan kesederhanaan diri kita tidak akan merasakan bahwa kita yang paling baik,merasa kita yang paling hebat dan yang paling penting tdiak membuat kita merasa paling taat kepada ALLLAH Swt.
Jika kita meihat kisah - kisah para sahabat Ra,bagaimana dengan kesederhanaan mereka? Kesederhanaan yang didasarkan oleh keimanan, ketakwaan dan rasa cinta terhadap rassulnya.   
Mereka ( para sahabat ) prioritaskan Allah dan Rasulnya yang paling ia cintai, kemudian disusul dengan anak dan istri serta mati syahid membela agamanya. lalu bagaimana dengan kita pada saat ini? , Sudah seberapa sederhananya kita?, Sudahkah kita cinta terhadap Allah dan rassulnya?     
Jika kita melihat dari kisah para sahabat Ra khususnya Abu Bakar Ra, yang mampu mengeluarkan sedekah yang sangat fantastic tanpa keraguan sedikit pun didalam hatinya. Itu semua dilakukan dengan penuh ketaatan dan mengharap ridho darinya. Dengan keyakinan yang mantap mengharap Ridhonya.
Suatu hari Sayyidina Umar R.a bermaksud hendak berlomba – lomba dalam ketaatan, khususnya dengan Sayyidina Abu Bakar R.a. Sayyidina Umar dan Sayyidina Abu Bakar R.a menemui Rasulullah Saw, sambil membawa harta yang diniatkan untuk keperluan Agama Islam, untuk jayanya dakwah. 
Rasulullah saw bertanya ( kurang lebih ), “ apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu wahai Umar ? ”.
Sayyidina Umar R.a menjawab “ aku tinggalkan separuh dari harta yang aku miliki wahai Rasulullah Saw “.
Kemudian Rasulullah Saw bertanya kepada sayyidina Abu Bakar R.a ( kurang lebih ) “ lalu apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu wahai Abu Bakar ? “.
Sayyidina Abu Bakar R.a menjawab “ aku tinggalkan Allah dan Rasulnya”.  Sayyidina Umar R.a, selamanya aku tidak akan mampu menyaingi kebaikan sayyidina Abu Bakar R.a.  
Bukan hanya kisah itu yang menggambarkan kesederhanan para sahabat R.a. Dikisahkan pula bahwasanya Sayyidina Abu Bakar R.a. mengurangi uang gajinya di Baitul Mal karena bentuk kesederhanaannya.
Dikisahkan ( kurang lebih ) Abu Bakar adalah seorang penjual kain. dan melewati hari – harinya dengan berbisnis itu. Ketika beliau diangkat menjadi khalifah, sebagai mana biasanya beliaupun pergi ke pasar pada pagi hari dengan membawa beberapa kain untuk dijual disana.
Di tengah perjalanan ia bertamu dengan Umar R.a. umar pun bertanya, setelah memberi Salam kepadanya.
“ Hai Abu Bakar,mau kemana engkau?
“ kepasar,” jawab Abu Bakar.
Umar berkata, ”apabila engkau sibuk dengan perdaganganmu, lalu bagaimana dengan urusan kekhalifahan.” Abu Bakar berkata, ”kalau demikian bagaimana aku menafkahi anak danistriku”
Umar R.a berkata, “ mari kita pergi menemui Abu Ubaidah yang diberi oleh Rassulullah Saw gelar aminulummah ( orang kepercayaan umat ). Dia akan menetapkan gaji bagimu dari Baitul Mal.
Keduanya pun pergi menemui Abu Ubaidah r.a. Maka Abu Ubaidah menetapkan tunjangan untuk Abu Bakar r.a sebagaimana yang ditetapkan bagi setiap muhajir tanpa pengurangan dan penambahan.
Pada suatu ketika, istrinya berkata kepada Abu Bakar r.a, ”Aku ingin makan manisan” . Abu Bakar r.a berkata “ Aku tidak memunyai uang untuk membelinya”. Istrinya berkata, ”kalau engkau setuju, aku akan menyisihkan sedikit uang dari pembelanjaan setiap hari, sehingga dalam beberapa hari uang akan terkumpul.” Maka Abu Bakar Ash - shidiq pun mengizinkanya.
Isterinya telah menyisihkan uang sedikit demi sedikit, sehingga dalam beberapa hari uang itu sudah terkumpul. Istrinya menyerahkan uang itu kepada Abu Bakar untuk di belikan bahan – bahan manisan.
 Abu bakar berkata” dari pengalaman ini sekarang aku tahu bahwa kita mendapatkan gaji yang berlebihan dari Baitul Mal”. Oleh karena itulah uang yang dikumpulkan oleh istrinya dikembalikan ke Baitul Mal, dan dia mengurangi gajinya untuk selajutnya sebanyak uang yang dikumpulkan oleh istrinya setiap hari.
Masya allah dahsyatnya pengorbanan Abu Bakar Ashidiq, semoga Allah merahmatinya. Dan semoga Allah memberikan kemudahan untuk meneladani sikap kesederhanaannya.
masya allah,oleh karena itu Rassullulah saw pernah bersabda,kurang lebihnya “ jika seluruh amal perbuatan manusia digabungkan maka tidak akan mampu menandingi pahala Abu Bakar Ashidiq R.a. semoga allah memberikan kemudahan kepada kita untuk dapat mengamalkan agama dengan sempurna.



Wawllahu ‘alam bishowab






Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Buah dari kesederhanaan versi Ridho Setiawan's blog"

Post a Comment