Bumbu ilmu by Ridho Setiawan's blog
Seperti biasanya, pagi ini aku terbangun
dari tidur lelapku, dari tidur yang telah mengantarkan aku ke alam mimpi yang
indah, mimpi yang mengandung arti, mimpi yang memberi inspirasi untuk diri ini.
Kusapu muka dengan tangan kananku,
bergerak kearah gantungan pakayan, mengambil baju kaos dan bergegas untuk
sholat subuh, suatu kewajiban bagi kaum muslimin untuk menegakkan tiang agama.
Sambil berjalan perlahan – lahan tangan ini terus mengusap muka, sesekali mulut
ini tak kuasa untuk menahan rasa kantuk lalu menguap.
Setelah sholat akupun mandi dan bersiap –
siap untuk berangkat sekolah. Aku rapikan buku dan perlengkapan lain yang
dibutuhkan lalu kumasukan ke dalam tas , sebelum berangkat aku sempatkan
membaca buku pelajaran yang akan dipelajari pagi ini .
Setiba di sekolah, aku bergegas ke kelas
, membuka buku diaryku dan membacanya, baru membaca satu lembar bel pun berbunyi,
dan tak lama dari itu pelajaran pun siap dimulai.
aku bergegas menyiapkan buku pelajaran, memperhatikan
ketika guru menjelaskan, hingga tak terasa jam pelajaran telah habis dan
tibalah waktu untuk pulang. Tetapi, aku tidak bisa pulang cepat, aku harus
kultum terlebih dahulu di mushola SMA ku untuk menggantikan posisi temanku yang
sedang berhalangan.
Ketika
itu, aku sedang menyampaikan kultum berjudul faedah membaca Al – Qur’an. saat
itu, aku sempat menyampaikan beberapa hadits terkait faedah membaca Al –
Qur’an. Salah satu diantaranya adalah “ bacalah oleh kalian al -
Qur'an. karena ia ( al - qur'an ) akan
datang pada hari kiamat kelak sebagai pemberi syafaat bagi orang - orang yang rajin
membacanya ( HR. Muslim )”.
Setelah sholat zhuhur akupun bergegas
pulang ke kos – kosan yang tidak jauh dari lokasi sekolahku. Setiba di rumah,
aku menggantikan pakayanku dan mulai memasak karna perut ini telah lapar,
maklum anak kost – kosan, hehe.
Aku pilih cabai yang berkualitas , bawang
merah , bawang putih , garam dan mulai menguleknya.
Setelah selesai menguleknya, aku pun memasukkan sambal ke wajan yang telah
panas hingga aroma harumnya tercium, kumasukkan ikan asin yang telah di bersihkan
terlebih dahulu kedalam wajan dan mulai mengaduknya, mencicipinya dan
menghidangkan nya.
Dorongan rasa lapar terus mendobrak
pertahanan perutku. Aku pun mulai menyantapnya dan merasakan nikmat yang tiada
tara, aku terus nikmati sesuap demi sesuap makanan itu sembari berfikir, jika
kita ingin menjadi orang yang baik kita harus mampu memadukan sifat kita
menjadi satu kesatuan yang hidup, baik dari akal, amal perbuatan dan etika sehingga
terciptalah satu kombinasi pribadi yang ajip.
Kesepadanan adalah hal yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan dihari
kelak.. Kesuksesan akan terwujud pada diri seseorang jika seseorang mampu
menyusun potensi – potensi yang dimilikinya, hingga menjadi kesatuan utuh.
Para pengusaha sukses pernah mengatakan “
jika kamu menginginkan kesuksesan, pelajari berbagai hal, fahami, cermati, dan
coba terapkan ”.
sebagai contoh : jika kita ingin menjadi
pengusaha sukses. bukan hanya strategi pemasaran saja yang dipelajari, tetapi
kita juga harus mempelajari managemen dana, teknik pemasaran dan yang paling
penting adalah memperbanyak relasi untuk
perkembangan suatu usaha.
Begitu pula dengan pemuda muslim, untuk
dapat menjadi pemuda muslim yang berhasil, juga harus memadukan aqidah yang
benar, ilmu yang matang, kekuatan jiwa,
ketepatan dalam memilih masalah beserta cara penyelsaiannya dan
masih banyak lainnya.
Seperti itulah yang dilakukan oleh para
Aktivis dakwah, baik aktivis dakwah sekolah maupun aktivis dakwah kampus,
mereka berusaha untuk memadukan berbagai fikiran tentang peroblematika ummat,
memilih cara penyelsaian dengan tepat, memadukan antara Iman dengan ilmu, serta
memadukan pendapat antara satu kader dengan kader yang lain.
Mereka biasakan untuk memanfaatkan waktu
dengan sebaik – baiknya, mereka usahakan untuk mengamalkan “ haris hun ala
waqitihi” ( pandai menjaga waktu )
serta “munazhzamun fi syuunihi” ( teratur dalam segala urusan ). Karena
sejatinya, waktu itu adalah pedang, ketika kita tidak mampu memanfaatkan waktu
dengan sebaik – baiknya. Maka, sebagai konsekuensinya kita harus tahan akan
pedihnya tertusuk pedang.
Semoga dengan paparan di atas dapat
menggambarkan kepada kita mengenai hubungan kesuksesan dengan kesepadanan dalam
hidup. Semoga Allah mudahkan segala urusan kita, Aamiin.
Wawllahu’alam bishowab.
0 Response to "Bumbu ilmu by Ridho Setiawan's blog"
Post a Comment